MaxiFarm Pupuk Hayati Cair Terbaik Indonesia


MaxiFarm Pupuk Hayati Cair Terbaik Indonesia

Diskrispi Produk

Panduan Lengkap Pupuk Hayati Cair Terbaik Maxifarm. Peluang Agen Distributor di Indonesia. Pengertian, Manfaat, Aplikasi / Cara Penggunan & Dampak Lingkungan.

Harga: Rp 95.000

Order Via Whatsapp :

Panduan Lengkap Pupuk Hayati Cair Terbaik Maxifarm. Peluang Agen Distributor di Indonesia. Pengertian, Manfaat, Aplikasi / Cara Penggunan & Dampak Lingkungan.

I. Pengertian Pupuk Hayati Cair

Definisi Pupuk Hayati Cair
Pupuk hayati cair adalah pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup dan berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah serta mendukung pertumbuhan tanaman melalui proses alami. Berbeda dengan pupuk kimia yang langsung memberikan nutrisi ke tanaman, pupuk hayati cair bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas biologis di dalam tanah, membantu dekomposisi bahan organik, dan memfasilitasi penyerapan nutrisi oleh tanaman. Pupuk ini sering digunakan dalam pertanian berkelanjutan karena ramah lingkungan dan mampu memperbaiki kondisi tanah dalam jangka panjang.

Perbedaan Pupuk Hayati Cair dengan Pupuk Kimia dan Pupuk Organik

  • Pupuk Kimia: Pupuk kimia terdiri dari senyawa sintetis yang menyediakan unsur hara esensial (seperti nitrogen, fosfor, dan kalium) secara langsung kepada tanaman. Keunggulannya adalah efeknya yang cepat terlihat pada pertumbuhan tanaman. Namun, penggunaannya yang berlebihan dapat menyebabkan degradasi tanah, polusi air, dan kerusakan lingkungan dalam jangka panjang.
  • Pupuk Organik: Pupuk organik terbuat dari bahan alami seperti kompos, pupuk kandang, atau sisa tanaman. Pupuk ini memperbaiki struktur tanah dan memberikan nutrisi dalam jangka panjang, tetapi membutuhkan waktu lebih lama untuk terurai dan efektif. Pupuk organik tidak selalu mengandung mikroorganisme aktif seperti pupuk hayati cair.
  • Pupuk Hayati Cair: Berbeda dengan pupuk kimia dan organik, pupuk hayati cair mengandung mikroorganisme hidup yang membantu mempercepat dekomposisi bahan organik di tanah dan meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Pupuk ini lebih ramah lingkungan dan berfungsi tidak hanya untuk menyediakan nutrisi, tetapi juga untuk meningkatkan keseimbangan ekosistem tanah melalui mikroorganisme bermanfaat.

Komponen Utama dalam Pupuk Hayati Cair

  1. Mikroorganisme Bermanfaat
    Mikroorganisme seperti bakteri pelarut fosfat, bakteri pengikat nitrogen, dan fungi mikoriza adalah komponen utama dalam pupuk hayati cair. Mikroorganisme ini membantu memecah bahan organik, mengikat nitrogen dari udara, dan melarutkan fosfat yang tidak larut, sehingga nutrisi lebih mudah diserap oleh tanaman.
  2. Enzim
    Pupuk hayati cair juga mengandung enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme selama proses dekomposisi. Enzim ini berfungsi untuk mempercepat proses pemecahan bahan organik menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
  3. Asam Organik dan Nutrisi Alami
    Selain mikroorganisme dan enzim, pupuk hayati cair mengandung asam organik dan nutrisi alami yang memperkaya tanah. Asam-asam ini membantu melarutkan mineral dalam tanah, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air. Nutrisi alami yang ada juga membantu dalam proses pertumbuhan tanaman dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit serta kondisi lingkungan yang buruk.

Kesimpulan
Pupuk hayati cair adalah solusi ramah lingkungan untuk pertanian yang berkelanjutan. Dengan kandungan mikroorganisme, enzim, dan nutrisi alami, pupuk ini tidak hanya memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman tetapi juga memperbaiki kesehatan tanah dalam jangka panjang. Berbeda dengan pupuk kimia yang dapat merusak ekosistem, pupuk hayati justru membantu menjaga keseimbangan ekosistem tanah dan meningkatkan kesuburan secara alami.

II. Manfaat Pupuk Hayati Cair untuk Tanaman

Meningkatkan Kesuburan Tanah secara Alami
Pupuk hayati cair berperan penting dalam meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Kandungan mikroorganisme dalam pupuk ini, seperti bakteri pengikat nitrogen dan bakteri pelarut fosfat, membantu mengikat nitrogen dari udara dan melarutkan nutrisi yang sulit diserap oleh tanaman, seperti fosfat. Selain itu, mikroorganisme tersebut juga mendukung proses dekomposisi bahan organik di tanah, yang pada akhirnya meningkatkan kandungan nutrisi dan memperbaiki kualitas tanah. Dengan penggunaan pupuk hayati cair secara rutin, tanah menjadi lebih subur tanpa perlu bergantung pada pupuk kimia, sehingga lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Memperbaiki Struktur dan Kesehatan Tanah
Salah satu manfaat signifikan dari pupuk hayati cair adalah kemampuannya memperbaiki struktur tanah. Tanah yang sering mengalami degradasi akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida dapat dipulihkan dengan aplikasi pupuk hayati cair. Mikroorganisme dalam pupuk hayati cair menghasilkan senyawa organik yang dapat meningkatkan agregasi tanah, membuat tanah lebih gembur dan memiliki kemampuan menahan air serta udara yang lebih baik. Struktur tanah yang baik ini memungkinkan akar tanaman tumbuh lebih bebas, memperluas area penyerapan nutrisi, serta mengurangi risiko erosi dan pemadatan tanah.

Meningkatkan Penyerapan Nutrisi oleh Tanaman
Pupuk hayati cair membantu tanaman menyerap nutrisi dengan lebih efisien. Mikroorganisme di dalam pupuk ini tidak hanya meningkatkan ketersediaan nutrisi di tanah, tetapi juga membantu tanaman dalam menyerap nutrisi tersebut. Sebagai contoh, mikroorganisme seperti fungi mikoriza bersimbiosis dengan akar tanaman, membentuk jaringan yang memperluas area penyerapan nutrisi dan air. Dengan adanya bantuan dari mikroorganisme, akar tanaman menjadi lebih efisien dalam menyerap nutrisi, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hasilnya, tanaman dapat tumbuh lebih sehat dan produktif.

Meningkatkan Ketahanan Tanaman terhadap Hama dan Penyakit
Pupuk hayati cair juga berperan dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Mikroorganisme bermanfaat dalam pupuk hayati ini dapat mengkolonisasi akar dan daun tanaman, membentuk lapisan pelindung yang mencegah patogen berbahaya menyerang tanaman. Selain itu, beberapa jenis mikroorganisme juga dapat menghasilkan senyawa antibiotik alami yang mampu melawan patogen di dalam tanah. Dengan demikian, tanaman yang diberi pupuk hayati cair cenderung lebih tahan terhadap infeksi penyakit serta serangan hama, sehingga mengurangi kebutuhan akan pestisida kimia.

Kesimpulan
Pupuk hayati cair memiliki banyak manfaat bagi tanaman dan tanah. Tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah secara alami, pupuk ini juga memperbaiki struktur dan kesehatan tanah, meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tanaman, serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Penggunaan pupuk hayati secara rutin dapat membantu menciptakan ekosistem pertanian yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang merusak lingkungan.

III. Aplikasi Pupuk Hayati Cair pada Berbagai Jenis Tanaman

Aplikasi pada Tanaman Pangan (Padi, Jagung, Gandum)
Pupuk hayati cair sangat efektif dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan seperti padi, jagung, dan gandum. Pada tanaman padi, aplikasi pupuk hayati cair dilakukan saat pengolahan tanah atau saat tanaman mulai tumbuh. Pupuk ini membantu meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan akar, sehingga tanaman padi dapat menyerap air dan nutrisi lebih baik. Untuk jagung, pupuk hayati cair diaplikasikan pada fase vegetatif dan generatif. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk hayati pada jagung dapat meningkatkan hasil panen hingga 20% berkat peningkatan penyerapan nutrisi. Pada gandum, pupuk ini juga berfungsi meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, sekaligus meningkatkan kualitas biji yang dihasilkan.

Aplikasi pada Tanaman Hortikultura (Sayuran dan Buah-Buahan)
Tanaman hortikultura, seperti sayuran dan buah-buahan, juga mendapatkan manfaat besar dari aplikasi pupuk hayati cair. Pada sayuran, seperti tomat, cabai, dan selada, pupuk hayati cair dapat diaplikasikan melalui penyemprotan daun atau pengairan tanah. Ini membantu meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan hasil panen. Misalnya, penggunaan pupuk hayati pada tanaman cabai dapat meningkatkan kandungan vitamin C dan memperbaiki rasa. Pada buah-buahan seperti mangga, jeruk, dan apel, pupuk hayati cair meningkatkan pertumbuhan akar yang lebih kuat, sehingga menghasilkan buah yang lebih besar dan berkualitas. Aplikasi pada fase berbunga dan berbuah sangat dianjurkan untuk mendukung proses pembungaan dan pematangan buah.

Aplikasi pada Tanaman Perkebunan (Kelapa Sawit, Kopi, Kakao)
Dalam sektor perkebunan, pupuk hayati cair juga menunjukkan hasil yang menjanjikan. Untuk kelapa sawit, aplikasi pupuk hayati cair dilakukan pada tanah yang telah dikerjakan sebelumnya. Pupuk ini membantu meningkatkan kesehatan tanah, meningkatkan ketersediaan nutrisi, serta meningkatkan ketahanan terhadap penyakit seperti ganoderma. Hasilnya, produksi minyak sawit dapat meningkat secara signifikan. Pada tanaman kopi, pupuk hayati cair berfungsi mendukung pertumbuhan tanaman dan meningkatkan kualitas biji kopi yang dihasilkan. Aplikasi pupuk ini juga dapat meningkatkan rasa dan aroma kopi, sehingga berkontribusi pada nilai jualnya. Sementara itu, pada tanaman kakao, penggunaan pupuk hayati cair dapat meningkatkan produktivitas kakao dengan memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit.

Kesimpulan
Aplikasi pupuk hayati cair pada berbagai jenis tanaman menunjukkan manfaat yang signifikan dalam meningkatkan hasil dan kualitas tanaman. Dari tanaman pangan hingga hortikultura dan perkebunan, pupuk ini berperan penting dalam mendukung pertumbuhan, kesehatan, dan ketahanan tanaman. Dengan penggunaan pupuk hayati secara efektif, petani dapat mencapai hasil panen yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan. Keterlibatan petani dalam menerapkan pupuk ini dengan benar juga menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara keseluruhan.

IV. Cara Menggunakan Pupuk Hayati Cair dengan Efektif

Penggunaan pupuk hayati cair dengan efektif sangat penting untuk mencapai hasil optimal dalam pertanian. Pupuk ini berfungsi meningkatkan kesuburan tanah, kesehatan tanaman, dan produktivitas hasil panen. Berikut adalah cara menggunakan pupuk hayati cair dengan efektif, mencakup dosis yang tepat, metode aplikasi, dan waktu serta frekuensi aplikasinya.

Dosis yang Tepat untuk Berbagai Jenis Tanaman
Dosis pupuk hayati cair dapat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan kondisi tanah. Secara umum, dosis yang direkomendasikan adalah antara 1 hingga 5 liter pupuk hayati cair per hektar, tergantung pada jenis dan usia tanaman. Untuk tanaman sayuran seperti cabai dan tomat, dosis yang tepat biasanya berkisar antara 2 hingga 3 liter per hektar. Sementara untuk tanaman buah-buahan seperti mangga atau jeruk, dosis yang lebih tinggi, sekitar 3 hingga 5 liter per hektar, mungkin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan buah yang optimal. Selalu lakukan uji coba kecil untuk menentukan dosis terbaik sebelum aplikasi skala besar, serta mempertimbangkan hasil analisis tanah untuk menyesuaikan kebutuhan nutrisi tanaman.

Metode Aplikasi
Ada beberapa metode aplikasi pupuk hayati cair yang dapat digunakan, tergantung pada jenis tanaman dan kondisi lingkungan:

  1. Penyemprotan Daun: Metode ini dilakukan dengan menyemprotkan pupuk hayati cair langsung ke daun tanaman. Penyemprotan ini sangat efektif untuk sayuran dan tanaman hortikultura, karena dapat meningkatkan penyerapan nutrisi melalui daun. Sebaiknya lakukan penyemprotan pada pagi atau sore hari untuk menghindari evaporasi yang cepat.
  2. Pengairan Tanah: Pupuk hayati cair dapat dicampurkan dengan air dan digunakan dalam sistem irigasi untuk diserap langsung oleh akar tanaman. Metode ini cocok untuk tanaman perkebunan dan tanaman pangan, seperti padi dan jagung, di mana akar tanaman bisa langsung mendapatkan pupuk.
  3. Aplikasi Bibit: Sebelum menanam, pupuk hayati cair dapat diaplikasikan pada bibit. Merendam bibit dalam larutan pupuk hayati cair selama beberapa jam dapat meningkatkan ketahanan bibit dan mempercepat pertumbuhan setelah ditanam.

Waktu dan Frekuensi Aplikasi untuk Hasil Optimal
Waktu aplikasi pupuk hayati cair sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan. Umumnya, aplikasi dilakukan pada fase pertumbuhan awal tanaman, yaitu saat penanaman, masa vegetatif, dan menjelang pembungaan. Untuk tanaman sayuran, aplikasi pupuk hayati cair dapat dilakukan setiap dua minggu sekali. Sementara pada tanaman buah, aplikasi dilakukan setiap bulan untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.

Selain itu, penting juga untuk memantau kondisi tanah dan kesehatan tanaman setelah aplikasi. Jika tanaman menunjukkan gejala kekurangan nutrisi atau kesehatan tanah menurun, frekuensi aplikasi dapat ditingkatkan. Pastikan untuk memperhatikan perubahan cuaca, seperti hujan yang berlebihan, yang dapat mempengaruhi efektivitas pupuk.

Kesimpulan
Penggunaan pupuk hayati cair yang efektif memerlukan perhatian pada dosis, metode aplikasi, dan waktu serta frekuensi aplikasi. Dengan menerapkan cara-cara ini, petani dapat meningkatkan hasil pertanian secara signifikan serta menjaga kesehatan tanah dan tanaman. Pupuk hayati tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan praktik pertanian yang ramah lingkungan.

V. Pupuk Hayati Cair dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

Pupuk hayati cair semakin mendapat perhatian dalam praktik pertanian modern, terutama karena kontribusinya yang signifikan terhadap keberlanjutan lingkungan. Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak negatif penggunaan pupuk kimia, pupuk hayati cair menjadi alternatif yang menarik. Berikut adalah beberapa aspek penting mengenai dampak pupuk hayati cair terhadap lingkungan.

Kontribusi Pupuk Hayati Cair dalam Pertanian Berkelanjutan
Pupuk hayati cair berkontribusi pada praktik pertanian berkelanjutan dengan cara meningkatkan kesuburan tanah tanpa merusak ekosistem. Pupuk ini mengandung mikroorganisme yang bermanfaat, seperti bakteri pengikat nitrogen dan jamur mikoriza, yang secara alami memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kapasitas retensi air. Dengan demikian, pupuk hayati cair membantu petani untuk memproduksi hasil pertanian yang lebih baik dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efisien. Hal ini tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis.

Mengurangi Penggunaan Pupuk Kimia dan Dampaknya pada Ekosistem
Salah satu manfaat utama dari pupuk hayati cair adalah kemampuannya untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pupuk kimia sering kali menyebabkan pencemaran tanah dan air akibat limbah pertanian yang mengandung sisa-sisa pupuk. Penggunaan pupuk hayati cair secara signifikan mengurangi dampak negatif tersebut. Dengan berkurangnya penggunaan pupuk kimia, kualitas air di sekitar lahan pertanian dapat terjaga, sehingga mengurangi risiko eutrofikasi, di mana akumulasi nutrisi di dalam air menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan dan mengganggu ekosistem perairan. Selain itu, pengurangan pupuk kimia juga berkontribusi pada kesehatan manusia, karena residu kimia di dalam pangan dapat berbahaya bagi kesehatan.

Peran Pupuk Hayati Cair dalam Menjaga Keseimbangan Mikroorganisme Tanah
Keseimbangan mikroorganisme tanah adalah faktor kunci dalam menjaga kesuburan dan kesehatan tanah. Pupuk hayati cair, dengan kandungan mikroorganisme yang bermanfaat, membantu mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan ekosistem tanah. Penggunaan pupuk ini merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang membantu proses dekomposisi bahan organik, meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Sebaliknya, penggunaan pupuk kimia cenderung membunuh mikroorganisme tanah yang bermanfaat, yang dapat mengganggu keseimbangan dan mengurangi kesuburan tanah dalam jangka panjang.

Mikroorganisme yang aktif dalam pupuk hayati cair juga dapat berperan dalam memerangi patogen dan hama tanaman. Dengan cara ini, pupuk hayati cair tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan tanaman yang sehat, tetapi juga meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Ini merupakan langkah penting dalam menciptakan sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan dan lebih tangguh.

Kesimpulan
Pupuk hayati menawarkan solusi yang ramah lingkungan dalam pertanian modern. Dengan kontribusinya terhadap praktik pertanian berkelanjutan, pengurangan penggunaan pupuk kimia, dan peran dalam menjaga keseimbangan mikroorganisme tanah, pupuk ini berpotensi besar untuk meningkatkan keberlanjutan dan kesehatan ekosistem pertanian. Adopsi pupuk hayati cair dapat menjadi langkah penting menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.

 

GUNAKAN PUPUK HAYATI CAIR TERBAIK DI INDONESIA, MAXIFARM UNTUK MENINGKATKAN HASIL PERTANIAN, PETERNAKAN & PERIKANAN ANDA.

Pertanian kita sudah sangat tergantung pada pupuk kimia dan pestisida, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan tanah dan pencemaran lingkungan.

Penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam jangka panjang dapat menyebabkan peningkatkan residu bahan kimia di dalam tanah yang berakibat menurunnya produktivitas lahan karen terganggunya keseimbangan proses biokimia di dalam tanah.

APA ITU MAXIFARM ?
Maxi Farm adalah pupuk hayati yang mengandung mikroorganisme tanah yang unggul, bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah sebagai hasil proses biokimia tanah. Kombinasi penggunaan Maxi Farm dengan pupuk kimia, pupuk kandang atau kompos akan sangar beik untuk meningkatkan produktivitas lahan sehingga hasil pertanian akan meningkat baik mutu maupun jumlah hasil panennya.

KEUNGGULAN MAXIFARM

Bentuk cair sehingga mudah dan cepat diserap oleh tanah
Mengandung bakteri unggul hasil proses isolasi dan pembiakan murni.
Tidak mengandung bahan yang bersifat najis seperti kotoran hewan dan bakteri patogen yang berbahaya (E.CoIi & Salmonelia) sehingga aman bagi pelaksanaan di lapangan.
Mengandung hormon pertumbuhan alami Gibrelin, Sitokinin (Kiretin & Zeatin), serta Auksi (AA)
Meningkatkan kapasitas penyerapan tanah terhadap udara dan air.
Hasil panen meningkat 20% sid 50% dar kondisi awal.
Menguraikan residu pestisida di dalam tanah.
Tidak ada efek samping yang merugikan.
Dapat digunakan untuk semua jenis tanaman baik pertanian, perkebunan dan kehutanan.
Dapat digunakan pada berbagai jenis lahan.

PEMANFAATAN MAXIFAM

1.Menghemat penggunaan pupuk kimia 50% sid 60%.
2.Meningkatkan jumlah pengikatan Nitrogen bebas oleh bakteri, atinya bakt maupun memproduksi pupuk sendiri di dalam tanah.
3.Meningkatkan proses biokimia di dalam tanah sehingga unsur P (Phosfor).
4.dan K (Kalium) tersedia dalam jumlah yang cukup dan mudah diserap oleh tanaman.
5.Mempercepat pertumbuhan sehingga panen lebih cepat.
6.Hasil panen dapat memenuhi standar organik.
7.Meningkatkan kesehatan tanaman sehingga tanaman lebih tahan hama.
8.Hasil produk pertanian lebih sehat dan ramah lingkungan.

PERHATIAN PENTING !!!

Aplikasi penggunaan pupuk Bio Bakteri tidak boleh dicampurkan secara langsung (bersamaan) dengan pupuk kimia atau pestisida.
Lakukan pemupukan Bio Bakteri lebih dahulu 3 s/d 5 hari sebelum pemupukan kimia
Pupuk Maxi farm yang sudah dibuka kemasannya masih bisa di simpan untuk digunakan lagi pada pemupukan periode berikutnya selama belum tercampur dengan air.

PEDOMAN APLIKASI MAXIFARM PADA PADI

Dosis yang dianjurkan 6 liter/Ha/musim tanam.
Pengeceran : Larutkan 1 liter pupuk Bio Bakteri dengan 25 sid 50 liter air. aduk sampai rata diamkan beberapa saat sebelum digunakan.
PEMUPUKAN PERTAMA

Tiga hari sebelum tanam, emsemprotkan/siramkan larutan pupuk secara merata ke lahan sawah yang akan ditanami dengan dosis 2 liter pupuk Bio Bakteri/Ha

PEMUPUKAN KEDUA

30 hari setelah tanam, semprotkan/siramkan larutkan pupuk secara merata dengan dosis 2 liter pupuk Bio Bakteri/Ha.

PEMUPUKAN KETIGA

Pada saat primordial (padi bunting) semprotkan / siramkan larutan pupuk secara merata dengan dosis 2 liter pupuk Maxi Farm/Ha pemupukan dilakukan sore hari.

PEDOMAN APLIKASI MAXIFARM

Pemupukan kimia lakukan seperti jadwal biasanya dengan jumlah (dosis) pupuk kimia dikurangi 50%, usia panen akan lebih cepat sekitar 10 hari sebelumnya gunakan Bio Bakteri.

TANAMAN SEMUSIM ( USIA PENDEK )

Seperti Jagung, Tomat, Cabai sayuran, dll.

Dosis pemupukan : 4 s/d 5 liter per Ha. Pengenceran: 1 liter pupuk Maxi Farm encerkan dengan 50 s/d 100 liter air.
Pemupukan Pertama :

Dilakukan pada waktu persiapan lahan minimal 3 hari sebelum tanah bibit/benih dengan dosis 2 liter/Ha.
Pemupukan berikutnya berikan setiap bulan dengan dosid 1 s/d 2 liter/Ha. Cara penyemprotan ke tanah di sekitar akar tanaman.

Penggunaan pupuk kimia dikurangi 50 % dari biasanya.

TANAMAN TAHUNAN

Seperti: Karet, Sawit, Jeruk, Mangga, Kopi, Coklat, Pepaya dan Lain-Lain.

Dosis pemupukan tergantung jumlah tanaman/hektar.

Cara pemupukan :

1.Encerkan 1 liter pupuk Maxi Farm dengan 50 s/d 100 liter air.

2.Buah 4 lubang di sekitar tanaman dengan ukuran diameter lubang 5 s/d 7 cm dengan kedalaman 10 cm. jarak lubang dari pangkal pohon sekitar 1 m.

3.Masukkan ke dalam setiap lubang tersebut 1 gelas air larutkan pupuk (250ml).

4.Periode pemupukan 2 s/d 3 bulan sekali

Khusus untuk pemupukan pada masa pembibitan dapat dilakukan dengan cara encerkan 1 liter pupuk dengan 100 liter air, lakukan penyemprotan pada bibit sampai tanah dalam polibag basah tetapi jangan sampai tergenang. lakukan

pengulangan setiap

1 s/d 2 bulan sekali.

PELUANG USAHA / BISNIS AGEN / DISTRIBUTOR MAXIFARM & MAXIHUMAT DI SELURUH INDONESIA

BANTEN :
Lebak, Pandeglang, Serang, Tangerang, Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan

JAWA BARAT :
Bandung, Bandung Barat, Bekasi, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Garut, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Pangandaran, Purwakarta, Subang, Sukabumi, Sumedang, Tasikmalaya, Kota Bandung, Kota Banjar, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Depok, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya

JAWA TENGAH :
Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora, Boyolali, Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen, Kendal, Klaten, Kudus, Magelang, Pati, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga, Purworejo, Rembang, Semarang, Sragen, Sukoharjo, Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo, Kota Magelang, Kota Pekalongan, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Tegal,

JAWA TIMUR :
Bangkalan, Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kediri, Lamongan, Lumajang, Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep,  Trenggalek, Tuban, Tulungagung, Kota Batu, Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Malang, Kota Mojokerto, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kota Surabaya,

JAKARTA :
Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara

YOGYAKARTA :
Bantul, Gunungkidul, Kulon Progo, Sleman, Kota Yogyakarta

KALIMANTAN BARAT :
Bengkayang, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Ketapang, Kubu Raya, Landak, Melawi, Mempawah, Sambas, Sanggau, Sekadau, Sintang, Kota Pontianak, Kota Singkawang

KALIMANTAN SELATAN :
Balangan, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Kotabaru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut, Tapin, Kota Banjarbaru, Kota
Banjarmasin

KALIMANTAN TENGAH :
Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Gunung Mas, Kapuas, Katingan, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Lamandau, Murung Raya, Pulang Pisau, Sukamara, Seruyan, Kota Palangka Raya

KALIMANTAN TIMUR :
Berau, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Mahakam Ulu, Paser, Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kota Samarinda,

KALIMANTAN UTARA :
Bulungan, Malinau, Nunukan, Tana Tidung, Kota Tarakan

ACEH :
Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Utara, Bener Meriah, Bireuen, Gayo Lues, Nagan Raya, Pidie, Pidie Jaya, Simeulue, Kota Banda Aceh, Kota Langsa, Kota Lhokseumawe, Kota Sabang, Kota Subulussalam,

SUMATERA UTARA :
Asahan, Batubara, Dairi, Deli Serdang, Humbang Hasundutan, Karo, Labuhanbatu, Labuhanbatu
Selatan, Labuhanbatu Utara, Langkat, Mandailing Natal, Nias, Nias Barat, Nias Selatan, Nias Utara, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Pakpak Bharat, Samosir, Serdang Bedagai, Simalungun, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba Samosir, Kota Binjai, Kota Gunungsitoli, Kota Medan, Kota Padangsidempuan, Kota Pematangsiantar, Kota Sibolga, Kota Tanjungbalai, Kota Tebing Tinggi,

SUMATERA BARAT :
Agam, Dharmasraya, Kepulauan Mentawai, Lima PuluhKota, Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman
Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Kota Bukittinggi, Kota Padang, Kota Padangpanjang, Kota Pariaman, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto, Kota Solok,

SUMATERA SELATAN :
Banyuasin, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Selatan, Ogan Komering Ulu Timur, Penukal Abab Lematang Ilir, Kota Lubuklinggau, Kota Pagar Alam, Kota
Palembang, Kota Prabumulih,

RIAU :
Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kampar, Kepulauan Meranti, Kuantan Singingi, Pelalawan, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Siak, Kota Dumai, Kota Pekanbaru, Bintan Kepulauan,
Karimun Kepulauan, Kepulauan Anambas Kepulauan, Lingga Kepulauan, Natuna Kepulauan, Kota
Batam Kepulauan, Kota Tanjung Pinang Kepulauan,

JAMBI :
Batanghari, Bungo, Kerinci, Merangin, Muaro Jambi, Sarolangun, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Tebo, Kota Jambi, Kota Sungai Penuh,

BENGKULU :
Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Kaur, Kepahiang, Lebong, Mukomuko, Rejang Lebong, Seluma, Kota Bengkulu,

BANGKA BELITUNG :
Bangka, Bangka Barat, Bangka Selatan, Bangka Tengah, Belitung, Belitung Timur, Kota Pangkal Pinang,

LAMPUNG :
Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Selatan, Lampung Barat, Lampung Timur, Mesuji, Pesawaran, Pesisir Barat, Pringsewu, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Tanggamus, Way Kanan, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

BALI :
Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Jembrana, Karangasem, Klungkung, Tabanan, Kota
Denpasar,

NUSA TENGGARA BARAT :
Bima, Dompu, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa
Barat, Kota Bima, Kota Mataram,

NUSA TENGGARA TIMUR :
Alor, Belu, Ende, Flores Timur, Kupang, Lembata, Malaka, Manggarai, Manggarai Barat,
Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sikka, Sumba Barat, Sumba Barat
Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Kota Kupang,

GORONTALO :
Boalemo, Bone Bolango, Gorontalo, Gorontalo Utara, Pohuwato, Kota Gorontalo,

SULAWESI SELATAN :
Bantaeng, Barru, Bone, Bulukumba, Enrekang, Gowa, Jeneponto, Kepulauan Selayar, Luwu,
Luwu Timur, Luwu Utara, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Pinrang, Sidenreng Rappang,
Sinjai, Soppeng, Takalar, Tana Toraja, Toraja Utara, Wajo, Kota Makassar, Kota Palopo,
Kota Parepare,

SULWAESI TENGGARA :
Bombana, Buton, Buton Selatan, Buton Tengah, Buton Utara, Kolaka, Kolaka Timur, Kolaka
Utara, Konawe, Konawe Kepulauan, Konawe Selatan, Konawe Utara, Muna, Muna Barat,
Wakatobi, Kota Bau-Bau, Kota Kendari,

SULAWESI TENGAH :
Banggai, Banggai Kepulauan, Banggai Laut, Buol, Donggala, Morowali, Morowali Utara,
Parigi Moutong, Poso, Sigi, Tojo Una-Una, Toli-Toli, Kota Palu,

SULAWESI UTARA :
Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Timur, Bolaang Mongondow
Utara, Kepulauan Sangihe, Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kepulauan Talaud, Minahasa,
Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Minahasa Utara, Kota Bitung, KotaKotamobagu, Kota
Manado, Kota Tomohon,

SULAWESI BARAT :
Majene, Mamasa, Mamuju, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Polewali Mandar, Kota Mamuju,

MALUKU :
Buru, Buru Selatan, Kepulauan Aru, Maluku Barat Daya, Maluku Tengah, Maluku Tenggara,
Maluku Tenggara Barat, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Kota Ambon, Kota Tual

MALUKU UTARA :
Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Utara, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula,
Halmahera Timur, Pulau Morotai, Pulau Taliabu, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan,

PAPUA :
Asmat, Biak Numfor, Boven Digoel, Deiyai, Dogiyai, Intan Jaya, Jayapura, Jayawijaya,
Keerom, Kepulauan Yapen, Lanny Jaya, Mamberamo Raya, Mamberamo Tengah, Mappi, Merauke,
Mimika, Nabire, Nduga, Paniai, Pegunungan Bintang, Puncak, Puncak Jaya, Sarmi, Supiori,
Tolikara, Waropen, Yahukimo, Yalimo, Kota Jayapura,

PAPUA BARAT :
Fakfak, Kaimana, Manokwari, Manokwari Selatan, Maybrat, Pegunungan Arfak, Raja Ampat,
Sorong, Sorong Selatan, Tambrauw, Teluk Bintuni, Teluk Wondama.

6281804303462